Wawancara Bos Mobile Bisnis Alibaba

Jakarta - Perkembangan mobile internet dunia sangat pesat. Pangsa pasar yang semakin meluas membuat banyak perusahaan berlomba-lomba menggaet pengguna baru.

Salah satu pemain di industri mobile internet adalah UCWeb, anak usaha Alibaba Group. Perusahaan asal China ini sedang gencar melebarkan sayapnya ke luar Negeri Tirai Bambu, salah satunya ke Indonesia.

Minggu lalu, detikINET dapat kesempatan berbincang langsung dengan President Mobile Bisnis Alibaba Grup sekaligus CEO UCWeb Yu Yongfu di Holiday Inn Hotel Beijing, China.

Pada kesempatan itu hadir juga Country Manager UCWeb Jonathan Zong dan PR Manager UCWeb Ben Jiang. Yongfu yang kurang mahir berbahasa Inggris dibantu oleh Ben sebagai penerjemah.

Pertanyaan diajukan dalam bahasa Inggris dan dijawab oleh Yongfu dalam bahasa mandarin, setelah itu Ben membantu menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Berikut ini petikan wawancaranya:

detikINET: Setelah UCWeb diakuisisi Alibaba, apa perbedaan yang yang paling terasa?
Yongfu: Ada beberapa aspek yang berbeda, Alibaba kan selama ini terkenal dengan e-commerce jadi setelah akuisisi mobile business, Alibaba berubah. Sekarang Alibaba tidak lagi fokus di e-commerce tapi juga sudah ke bisnis mobile, seperti browser, search engine, jadi kita konsolidasikan semua bisnis yang ada, termasuk e-commerce.

Selain itu, kami juga punya banyak sumber daya untuk berkembang dan juga teknologi, jadi kita bisa berkembang dengan lebih cepat, secara internasional. Bisnis yang kami geluti ini memang ada beberapa kategori, kita bisa gabungkan semua sumber daya yang ada dengan teknologi dan dataHingga kini, bisnis kami melibatkan 8.000 orang, dan 80% di antaranya adalah untuk penelitian dan pengembangan.

detikINET: Apakah ada perbedaan budaya kerja setelah akuisisi itu?
Yongfu: Kita punya perbedaan dan persamaan kultur. Kultur kerja kami memasukkan nilai kesederhanaan dan keindahan seperti matahari dan teknologi. Ketika dua perusahaan bergabung, kultur itu tetap dipertahankan secara konsisten. Menurut saya, seharusnya banyak perusahaan juga tetap seperti itu, jadi saat kami merger, tidak ada perbedaan pendapat karena sudah sama-sama menerapkan kultur tadi.

Sejauh ini, setelah akuisisi oleh Alibaba, kami punya kultur seperti post senior seperti di kuliahan. Kalau di awal kuliah, ada freshman, sophomore, junior, dan senior. Nah, jadi kita ini kayak post senior.

Jadi apa yang kami terapkan di sini sekarang adalah teknologi, self driven (inisiatif untuk maju), passionate. Ini yang kami terapkan kepada karyawan kami. Jadi seperti kalau di China seperti kungfu. Gerakannya tidak penting, tapi yang lebih penting adalah inti dari kungfu itu sendiri.

Ketika anda menjadi kungfu master, Anda tidak terlalu mementingkan gerakannya tapi yang Anda lihat adalah Anda mengerti kungfu itu sendiri, jadi seperti mengerti inti dari kungfu itu sendiri.

detikINET: Dengan nilai seperti itu, apakah UCWeb bisa menepis anggapan bahwa akuisisi biasanya malah berujung kepada kegagalan? Dan apakah akuisisi ini membuat UCWeb lebih mudah masuk pasar internasional?
Yongfu: Ini dua hal berbeda. Pertama, sekarang ini saya menjadi bagian dari perusahaan global dan bisa mengambil keputusan besar. Sementara hal yang kedua, sebelum kami merger dengan Alibaba, kami sudah pikirkan banyak hal seperti IPO, user dan teknologi, jadi setelah akuisisi, kita melakukan berbagai cara supaya menarik user kepada kami.

Sekarang menjadi lebih mudah bagi kami untuk mengembangkan jumlah user baik secara domestik, mau pun internasional. Karena sekarang UCWeb sudah bisa fokus kembangkan user ke jumlah yang lebih besar. Selama tahun lalu, dan triwulan terakhir, kita bisa melihat jumlah usernya naik tinggi. dan ini akan bisa lebih tinggi lagi

detikINET: Apa rencana anda untuk pasar indonesia ke depan?
Yongfu: Biar Jonathan yang menjawab.

Jonathan: Untuk pasar indonesia, yang utamanya kita lakukan adalah menambah jumlah pengguna. Kami coba berikan layanan terbaik kepada pengguna, mengajak indonesia untuk terbiasa menggunakan produk kami karena lebih mudah untuk mencari informasi supaya lebih enjoy menggunakan internet, jadi itu yang sedang kita lakukan sekarang dan kami akan terus melakukan itu di masa-masa mendatang. Ini sangat penting bagi kami, untuk bisa memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna dan membiarkan mereka dapat nilai tambah.

Yongfu: Saya ingin menambahkan, Indonesia sangat penting. pasar terbesar ketiga secara internasional bagi kami dan Indonesia sedang dalam langkah yang cepat dalam pertumbuhan ekonominya, jadi itulah mengapa sangat penting bagi kami secara strategis. selain itu, saya ingin berikan perbandingan antara kami dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), orang selalu pikir kalau perusahaan AS adalah perusahaan global karena mereka punya server yang didistribusikan di banyak negara, tapi sebenarnya yang mereka lakukan hanya mengubah bahasanya menjadi bahasa setempat supaya produknya diterima oleh masyarakat sekitar.

Tapi yang kami lakukan di sini, tidak hanya mengubah bahasanya menjadi lokal tetapi juga server, teknologi, dukungan yang berbeda di setiap pasarnya. jadi ini yang membuat kami menonjol di antara perusahaan lain.

Sekarang ini, tim kami di indonesia sedang berusaha mendengarkan dan bertindak sesuai dengan permintaan dari pengguna lokal. dan kami siap merespons dengan cepat dan secara terbuka, apa yang diinginkan oleh pengguna.

detikINET: Dari sisi bisnis, seberapa penting Indonesia bagi Anda dan dalam jangka panjang apa saja yang Anda lakukan di indonesia?
Yongfu: Kami melihat Indonesia sebagai negara yang sangat mandiri, jadi kita berusaha memuat konten lokal (glocalize) untuk pasar indonesia. Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial. karena negaranya punya ribuan pulau. jadi seperti model negara mobile pertama yang cocok untuk pengembangan mobile internet.

Jika dibandingkan dengan Jepang, Jepang juga adalah negara kepulauan, tapi Indonesia itu sangat beda. Jadi pengembangannya akan berbeda, jadi inovasinya pun akan pasti berbeda. jadi memang harus ada kreativitas lebih untuk masuk ke pasar indonesia.Di China, kami juga punya strategi glocal. Glocal adalah perpaduan global dan lokal, jadi kami maju ke pasar global dengan memasukkan tim lokal untuk menawarkan pasar yang berbeda, terutama untuk pasar sebesar Indonesia. Jadi ini strategi yang kami lakukan di Indonesia dan juga negara lainnya, temasuk di China.

Jika melihat industri mobile internet di China, kita bekerja sama dengan service provider, application, phone device, developers, carriers. Misalnya untuk UCWeb, bagaimana kita bisa membuat ekosistem, tidak hanya bagaimana membuatnya, tapi bagaimana orang bisa berkontribusi. Ini hal yang sedang kami pikirkan.

Untuk pasar Indonesia, kami berpikir tidak hanya bekerja sama dengan mitra lokal tetapi juga dengan memberikan investasi kepada mereka. Jadi ini yang sedang kami pikirkan. Jadi bisa dalam bentuk kerja sama tapi juga melakukan investasi.

detikINET: Sekarang UCBrowser mengklaim sudah menjadi nomor satu di Indonesia, bagaimana cara untuk mempertahankannya?
Yongfu: Pengguna tidak pernah memikirkan siapa developernya, tapi bagaimana pengalaman yang mereka dapatkan, apa yang mereka lihat, apa keuntungan yang bisa didapat, jadi kalau kami bisa berinovasi di situ, kita tidak akan berhenti dapat pengguna baru.

detikINET: Sudah buka kantor cabang di indonesia?
Jonathan: Ya kami baru saja buka cabang di indonesia, representative office. di mega kuningan, lotte shoping avenue.

detikINET: Jadi apakah akan rekrut banyak orang indonesia?
Jonathan: Sudah, kita sudah rekrut orang indonesia. Sekarang ini total ada 12 pegawai di kantor cabang Indonesia, kami akan terus menambah pekerja lokal. jadi 50-50. Setengah dari china, setengah dari Indonesia dan kami masih akan terus mencari tenaga lokal untuk memenuhi tujuan kami menerpaklan glocal konten.

Yongfu: untuk bisa lebih berkembang di regional, porsi lokal seharusnya 80%. bukan hanya 50% seperti yang disebutkan tadi, jadi kalau di Indonesia seharusnya 80% tenaga lokaldetikINET: Tidak banyak orang indonesia pakai smartphone, kalau pun ada palingan golongan A,B sedikit golongan C, apakah ini peluang atau hambatan?
Yongfu: Hal itu juga terjadi tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia. Jadi ini sebenarnya kalau untuk Indonesia, ada kesempatan untuk memulai era keemasan smartphone. Baru mau menuju era keemasan.

Perubahan dari fase feature phone ke smartphone ini menjadi kesempatan sangat besar bagi kami, karena perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan terus berkembang karena 80% dari karyawan kami adalah di bagian RnD (research dan development)

Kami sudah investasikan banyak uang untuk divisi ini. Ini yang buat kami bisa lebih maju dibandingkan kompetitor lain. Jadi kami percaya dengan semua upaya kami ini akan menjadikan kami yang terdepan pada era smartphone tadi.

Kami sudah melakukan berbagai tes seperti di India dan Indonesia, begitu juga dengan di China dan ternyata kami sudah menjadi yang terdepan di mobile market.

detikINET: Kompetitor utama Anda di Indonesia adalah Opera, apa ada strategi khusus untuk berkompetisi?
Yongfu: Menurut kami, inti dari kompetisi itu adalah pengguna. Jadi kita berikan layanan yang lebih baik kepada, kita berikan data yang bisa dikompres, data yang lebih kecil, tidak peduli apa merek smartphone-nya. kami akan berikan data yang lebih kecil sehingga bisa memuat lebih cepat. Jadi teknologi yang bijak, jadi kita utamakan layanan itu, ditambah lagi dengan local content.

Kami padukan banyak website lokal untuk bisa diakses dengan cepat dan ditampilkan di halaman utama browser kami. Sehingga hanya tinnggal satu klik saja untuk buka website lokal yang menjadi mitra kami di Indonesia dan hasilnya pun menyeluruh.

Jadi seperti inilah yang ingin dicari oleh pengguna. Jika bicara kompetisi, kami selalu yakin bahwa pengguna adalah yang terpenting, kami tidak terlalu mementingkan kompetitor kami tapi bagaimana kami berikan layanan kepada pengguna. Jadi inilah cara kami berkompetisi. Inilah pembuktian kami kepada penggunadetikINET: Seperti apa sih industri mobile browser di Asia Tenggara saat ini?
Yongfu: Jika kita bicara global internet, selalu ada perbedaan di setiap wilayahnya. Contohnya Asia dan Amerika itu berbeda. Kami sendiri percaya dalam 5 tahun pasar di Asia itu akan lebih fokus ke mobile dibandingkan dengan Amerika, yang lebih fokus kepada internet.

Contohnya sudah bisa kita lihat seperti di China, Jepang, dan juga di Indonesia. Tapi ada juga negara lain yang fokus ke dua-duanya. tapi untuk beberapa tahun ke depan seluruh Asia akan berada di dalam halaman yang sama. Kalau di Amerika, skenarionya berbeda. Mobile internet hanya untuk tambahan , jadi seperti menyempurnakan internet yang sudah ada. Situasi yang berbeda terjadi di Asia. Mobile internet akan menjadi fokus negara-negara asia.

Berangkat dari sini, ini yang akan menjadi inovasi di Asia. Kami menyadari bagaimana masyarakat memandang mobile internet, bila diumpamakan Amerika itu sudah seperti mobil, sementara Asia hanya gerobak (chart). Jadi masih banyak ruang untuk berkembang.

detikINET: Koneksi internet di Indonesia kan lambat, apakah ini akan menghambat bisnis Anda?
Yongfu: Sebenarnya itu malah menjadi kesempatan bagi kami karena kami juga berniat membuat orang terkoneksi. Sekarang ini Indonesia sedang dalam under development status, masih dalam pengembangan. Jadi ini merupakan kesempatan bagi kami. Jadi kami tidak terlalu memikirkan trafik cepat atau lambat yang penting bisa terhubung. Tapi yang kami khawatirkan justru traffic jam (macet) (tertawa)

detikINET: Soal internet.org?
Yongfu: Saya sudah jelaskan sebelumnya. Kita bagi visi dengan mereka seperti Facebook, sehingga kami bermitra dengan mereka.

detikINET: Anda punya 6 unit bisnis, apa saja yang akan dibawa ke Indonesia?
Yongfu: Kami sudah pertimbangkan untuk bawa produk-produk kami ke luar China. Yang pertama kita lihat adalah waktunya tepat atau tidak, kedua adalah apakah memang ada pasar yang membutuhkan, untuk Indonesia kami sedang menghadirkan 9game, untuk bisa dijual di pasar Indonesia.

detikINET: Jadi yang pertama UCBrowser, lalu selanjutnya 9game?
Jonathan: Iya betul. UCBrowser yang pertama, kedua 9game. Sekarang ini kita sedang bersiap untuk merilis 9gameYongfu: Tolong beritahu kami, apa saja yang diinginkan oleh pasar Indonesia. Kalau memang ada masukan, tolong beritahu kami. Apakah kompetitor lokal sudah cukup?

Jonathan: Sekarang kan memang sudah banyak produk serupa dengan browser, kalau memang produk kami kurang sesuai, langsung beritahu saja.

detikINET: Orang indonesia selama ini banyak gunakan teknologi dari barat, bagaimana anda hadapi itu?
Yongfu: Pertama, nama produk kami adalah UC Browser. Nama perusahaannya UCWeb, artinya you can web, jadi bisa dibilang kami perusahaan Amerika juga. Kedua, kami juga mencatatkan saham di Amerika. Kami sudah IPO di Amerika. tapi ini hanya bercanda saja (tertawa).

detikINET: Tapi serius nih, gimana caranya kejar pelanggan dengan adanya paradigma di Indonesia kalau produk teknologi AS selalu lebih baik?
Yongfu: Seperti yang saya jelaskan sebelumnya ketika perusahaan Amerika berusaha go international, mereka hanya mengubah bahasa ke bahasa lokal. Orang indonesia bisa memakai produk dari AS karena bahasanya bisa diubah tapi kontennya tetap tidak lokal. Tapi kalau kami buat produknya lokal, jadi glocal untuk pasar di Indonesia. Jadi kalau kita bisa berkompetisi dengan cara itu, maka kita juga bisa mendapat pengguna.

Salah satu contohnya, jika Anda ingin mengunduh aplikasi maka butuh kartu kredit untuk bayar. Jadi harus registrasi kartu, masukkan kartu kredit, baru bisa beli. Tapi di banyak negara Asia, termasuk Indonesia, tidak banyak orang yang punya kartu kredit. Kalau pun punya, tidak semua orang Asia ingin memasukkan nomor kartu kreditnya seperti di iPhone misalnya.

Untuk 9game punya kami ini, tidak mewajibkan pengguna punya kartu kredit. Untuk registrasi pun tidak pakai kartu kredit. Seperti di India, kami gandeng mitra lokal jadi Anda bisa dapat aplikasi tanpa harus bayar dengan kartu kredit. India menggunakan pulsa untuk bayar aplikasinya jadi ini yang kami lakukan untuk menembus pasar baru yang berbeda-beda.

detikINET: Apakah alibaba juga mau bisnis e-commerce di Indonesia?
Yongfu: Saya serahkan jawabannya kepada Alibaba Group. Saya tidak bisa menjawab semua yang berhubungan dengan e-commerce.

 

sumber : detik.com